Selasa, 17 April 2018

Jarimu Harimaumu, Bijaklah bermedia sosial !!



Jarimu Harimaumu, Bijaklah bermedia sosial !!
Dulu ada peribahasa 'mulutmu harimaumu'. Namun, di era digital seperti sekarang ini, peribahasa tersebut mungkin bermetamorfosa menjadi 'jarimu harimaumu”. Jangan sampai kata-kata yang kamu buat seperti 'Bodoh' meluncur dari jari kamu karena itu akan memperlihatkan emosi dan karakter negatif pribadi seseorang.
Kemajuan teknologi sekarang ini sangat dimudahkan dengan adanya peningkatan dalam hal kecanggihan. Generasi di zaman ini telah dimanjakan dengan kehadiran teknologi yang semakin canggih tersebut.  Selain itu, karena tuntutan zamanlah yang membuat teknologi terus mengalami peningkatan dan tak bisa lepas dari kehidupan generasi ini, dengan adanya kehadiran teknologi yang semakin canggih tersebut membuat manusia semakin mudah untuk berkomunikasi.
Teknologi Informasi di era globalisasi sangat berkembang pesat di dalam kehidupan masyarakat. Penggunaan fasilitas komunikasi yang semakin canggih memberikan peluang bagi setiap individu untuk mengakses informasi sesuai keinginan serta dapat berkomunikasi dengan mudah tanpa memikirkan waktu. Perkembangan teknologi yang semakin canggih memberikan suatu perubahan besar dalam komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat di era modern. Berdasarkan data di Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) (2013, hlm. 1) dapat diketahui bahwa “Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial”.
Dari sekian banyak pengguna media sosial, kaum remaja adalah  adalah yang paling banyak menjadi pengguna media sosial. Berdasarkan data yang diperoleh Depkominfo (2012, hlm. 1) dapat diketahui bahwa “semakin banyak pengguna internet merupakan anak muda. Mulai dari usia 15-20 tahun dan 10-14 tahun meningkat signifikan”. Kalangan remaja yang mempunyai media sosial biasanya memposting tentang kegiatan pribadinya, curhatannya, serta foto-foto bersama teman. Dalam media sosial siapapun dapat dengan bebas berkomentar serta menyalurkan pendapatnya tanpa rasa khawatir. Hal ini dikarenakan dalam internet khususnya media sosial sangat mudah memalsukan jati diri atau melakukan kejahatan.
Semakin seringnya remaja mengakses media sosial, akan memberikan dampak terhadap beberapa hal, baik itu positif maupun negatif. Misalnya dalam dunia pendidikan, untuk dampak positifnya dapat digunakan sebagai sarana penunjang proses pembelajaran, seperti saling penyampai dan bertukar informasi mengenai PR, kisi-kisi, maupun materi. Selain itu diperoleh dari data hasil penelitian pengaruh penggunaan jejaring sosial terhadap motivasi belajar siswa-siswi SMP kelas IX di Kecamatan Banjarmasin Barat yaitu adanya pengaruh yang negatif terhadap motivasi belajar remaja yang berdampak pada rendahnya nilai UN. Media sosial juga dijadikan sarana untuk melakukan kecurangan saat Ujian Nasional digunakan para oknum penjual kunci jawaban onlin. Berdasarkan data dari koran online republika (06/04/16),  tahun ini ditemukan akun media sosial pada aplikasi Line bernama ‘Bandar Kunci Jawaban’ yang mana akun ini digunakan untuk mengedarkan kunci jawaban UN.
Dikutip dari Rismana (2016), dampak negatif lain dari penggunaan media sosial dapat menjadikan seseorang susah bergaul. Media sosial seakan memberikan dunia tersendiri bagi penggunanya atau yang biasa disebut dengan ‘dunia maya’, sehingga tidak sedikit dari mereka tidak peduli dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya di kehidupan nyata.
Selain itu kehadiran media sosial membuka ruang yang lebar bagi kita untuk berkomunikasi satu sama lain. Orang lain bisa tahu kemarin adalah hari pertama kamu kerja dengan mengabarkannya via sosial media. Kamu bisa menyatakan kekaguman kepada boyband yang kamu idolakan secara langsung dengan mengomentari satu postingan foto di akun instagramnya, bahkan mengirim pesan pribadi; Artis yang kamu tidak suka gara-gara sering bikin kontroversi di tv itu bisa kamu “omelin” di twitter atau memberi komentar yang pedas. Leluasa bukan?
Saking leluasannya, banyak orang yang kurang bijak dalam bermedia sosial. Tanpa pikir panjang orang bisa memaki, berkata kasar, hate speech hanya dengan mengetiknya dengan jari tangan dan langsung mempostingnya di media sosial. Saat ini hampir semua orang menggunakan media sosial dan sudah menjadi kebutuhan hidup manusia. Sehingga kita diharuskan untuk bijak dalam bermedia sosial, karena kita makhluk sosial dan saling terhubung satu sama lain, seperti kehidupan dalam bermasyrakat diperlukan kehati-hatian dalam berujar dan bertindak. Kebebasan dalam berpendapat tidak berarti bahwa kita boleh posting segala hal secara serampangan, karena kebebasan bukan kebablasan. Harus hati-hati pula dalam menyebarkan postingan, karena jarimu adalah harimaumu.

2 komentar: