Abraham Maslow mengembangkan teori kepribadian yang telah
mempengaruhi sejumlah bidang yang berbeda, termasuk pendidikan. Ini pengaruh
luas karena sebagian tingginya tingkat kepraktisan’s teori Maslow. Teori ini
akurat menggambarkan realitas banyak dari pengalaman pribadi. Banyak orang
menemukan bahwa mereka bisa memahami apa kata Maslow. Mereka dapat mengenali
beberapa fitur dari pengalaman mereka atau perilaku yang benar dan dapat diidentifikasi
tetapi mereka tidak pernah dimasukkan ke dalam kata-kata.
Maslow adalah seorang psikolog
humanistik. Humanis tidak percaya bahwa manusia yang mendorong dan ditarik oleh
kekuatan mekanik, salah satu dari rangsangan dan bala bantuan (behaviorisme)
atau impuls naluriah sadar (psikoanalisis). Humanis berfokus pada potensi.
Mereka percaya bahwa manusia berusaha untuk tingkat atas kemampuan. Manusia
mencari batas-batas kreativitas, tertinggi mencapai kesadaran dan
kebijaksanaan. Ini telah diberi label “berfungsi penuh orang”, “kepribadian
sehat”, atau sebagai Maslow menyebut tingkat ini, “orang-aktualisasi diri.”
Maslow telah membuat teori hierarkhi kebutuhan. Semua kebutuhan dasar
itu adalah instinctoid, setara dengan naluri pada hewan. Manusia mulai dengan
disposisi yang sangat lemah yang kemudian kuno sepenuhnya sebagai orang tumbuh.
Bila lingkungan yang benar, orang akan tumbuh lurus dan indah, aktualisasi potensi
yang mereka telah mewarisi. Jika lingkungan tidak “benar” (dan kebanyakan tidak
ada) mereka tidak akan tumbuh tinggi dan lurus dan indah.
Maslow telah membentuk
sebuah hirarki dari lima tingkat kebutuhan dasar. Di luar kebutuhan tersebut,
kebutuhan tingkat yang lebih tinggi ada. Ini termasuk kebutuhan untuk memahami,
apresiasi estetik dan spiritual kebutuhan murni. Dalam tingkat dari lima
kebutuhan dasar, orang tidak merasa perlu kedua hingga tuntutan pertama telah
puas, maupun ketiga sampai kedua telah puas, dan sebagainya. Kebutuhan dasar Maslow adalah sebagai
berikut:
1. Kebutuhan fisiologis (physiologicial need),
yaitu kebutuhan akan udara,air,makanan,seks,dan
sebagainya. Mereka adalah kebutuhan
kuat karena jika seseorang tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan
datang pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
2. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs),
yaitu perlindungan dari objek atau situasi yang secara potensial berbahaya
(misalnya sakit fisik).Ancamannya fisik dan psikologis (misalnya,”takut
terhadap hal yang tidak dikenal”).seperti keamanan (security),stabilitas,dan
keteraturan (order).
3.
Kebutuhan akan cinta
kasih dan kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki (belongingness and love needs),
Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas
berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow
menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan
keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan
memberikan rasa memiliki.
4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs),
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa
menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang
mendapat penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas,
berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain.
Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai
orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak
berdaya dan tidak berharga.seperti kebutuhan akan
prestise,keberhasilan,penghargaan (self respect).
5. Aktualisasi diri (self actualization), merupakan kebutuhan akan kebebasan
bertingkah laku,tanpa hambatan-hambatan dari luar,untuk menjadikan diri sendiri
sesuai dengan citra dirinya sendiri atau merealisasikan potensi orang
sepenuhnnya untuk menjadi kita semua mampu menjadi.
Menurut Maslow,
kebutuhan yang ada ditingkat dasar pemuasannya lebih mendesak daripada
kebutuhan yang ada diatasnya.sebagai contoh,kebutuhan akan makanan (kebutuhan
fisiologis) lebih mendesak untuk dipuaskan dari pada kebutuhan akan rasa
aman,kebutuhan akan rasa aman ini lebih mendesak daripada kebetuhan akan cinta,
dan seterusnya. Dalam pandangan Maslow,susunan kebutuhan-kebutuhan dasar yang
bertingkat itu merupakan organisasi yang mendasari motivasi manusia. Dan dengan
melihat pada tingkat kebutuhan ataau corak pemuasan kebutuhan pada diri
individu, kita bisa melihat kualitas perkembangan kepribadian individu
tersebut.Semakin individu itu mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhannya yang lebih
tinggi, maka individu itu akan semakin mampu mencapai individualistas,matang
dan berjiwa sehat,dan sebaliknya.
Maslow menginangatkan bahwa
dalam pemuasan kebutuhan itu tidak selalu kebutuhan yang ada dibawah lebih
penting. Sebagai contoh ,orang-orang yang berpegang teguh pada nilai-nilai
ajaran-ajaran yang diyakininya sering lebih suka menderita kelaparan atau,
bahkan,memilih kematian ketimbang melepaskan keyakininya itu. Tetapi tentu saja
kejadian semacam ini merupakan suatu pengecualian.Jadi bagaimanapun,secara umum
kebutuhan yang lebih rendah pemuasannya lebih mendesak dari pada kebutuhan yang
lebih tinggi.
Teori Kebutuhan David McClelland
Teori Motivasi
Berprestasi mengemukakan bahwa, manusia pada hakikatnya mempunyai kemampuan
untuk berprestasi diatas kemampuan orang lain. Teori ini memiliki sebuah
pandangan (asumsi) bahwa kebutuhan untuk breprestasi itu adalah suatu yang
berbeda dan dapat dan dapat dibedakan dari kebutuhan-kebutuhan yang lainnya.
Menurut Mc Clelland, seseorang dianggam memiliki motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain. Ada tiga jenis kebutuhan manusia menurut Mc Clelland, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk kekuasaan, dan kebutuhan untuk berafiliasi.
1. Kebutuhan berprestasi (need for achievement atau nAch),
yaitu Kebutuhan akan prestasi merupakan
salah satu motif sosial yang dipelajari secara mendetail dan hal ini dapat
diikuti sampai pada waktu ini. Orang yang mempunyai kebutuhan atau need ini
akan meningkatkan performance, sehingga dengan demikian akan terlihat tentang
pengakuan berprestasinnya. Untuk kebutuhan akan prestasi ini dapat diungkap
dengan teknik proyeksi. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mempunyai
n-achievement tinggi akan mempunyai performance yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan orang yang mempunyai n-achievement rendah. Dengan demikian
dapat dikemukakan bahwa untuk memprediksi bagaimana performance seseorang
dengan jalan mengetahui n-achievement-nya. Penelitian juga menunjukkan bahwa
n-achievement mempunyai korelasi sebesar 0,40 dengan inteligensi (morgan, dkk.,
1984). Seperti diketahui bahwa orang yang inteligent akan dengan senang hati
menghadapi tugas-tugas yang sulit, dan ini akan mendorong n-achievement-nya,
dan ini akan terkait dengan performance-nya. (Walgito, 2010)
Wahjosumidjo (dalam Makmun, 2013) mengatakan orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, secara umum memiliki ciri-ciri :
a.). Mereka menjadi bersemangat sekali apabila unggul
b.). Menentukan tujuan secara realistik dan mengambil resiko yang
diperhitungkan
c.). Mereka mau bertanggungjawab sendiri mengenai hasilnya
d.). Mereka bertindak sebagai wirausaha, memilih tugas yang
menantang, dan menunjukkan perilaku yang lebih berinisiatif daripada kebanyakan
orang
e.).Mereka menghendaki umpan balik konkrit yang cepat terhadap
prestasi mereka
f.). Mereka bekerja tidak terutama untuk mendapatkan uang atau
kekuasaan
g.). Motivasi yang perlu bagi mereka : memberikan pekerjaan yang
membuat mereka puas; memberikan mereka otonomi, umpan balik terhadap sukses dan
kegagalan; berikan mereka peluang untuk tumbuh; berikan mereka tantangan.
2.
Kebututuhan
akan kekuasaan (need for power atau nPow),
Afiliasi menunjukkan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan
berhubungan dengan orang lain. Orang yang kuat akan kebutuhan afiliasi, akan
selalu mencari teman, dan juga akan mempertahankan akan hubungan yang telah
dibina dengan orang lain tersebut. Sebaliknya apabila kebutuhan akan afiliasi
ini rendah, maka orang akan segan mencari hubungan dengan orang lain, dan
hubungan yang telah terjadi tidak dibina secara baik agar tetap dapat bertahan.
(Walgito, 2010)
Wahjosumidjo (dalam Makmun, 2013) mengatakan orang yang mempunyai
motivasi kekuasaan yang tinggi, secara umum memiliki ciri-ciri :
a.). Merumuskan tujuan untuk kepentingan kelompok
b.). Mengilhami kelompok untuk menyelesaikan soal-soal kecil demi
kebaikan
c.).mencari cara yang paling yang paling baik untuk mencapai
sasaran dan evaluasi
d.). Bekerja sebagai katalisator
e.). Tegas dan lancar berbicara, serta senang mengajar dan
berbicara didepan publik
3.
Kebutuhan
akan kerjasama (need for afiliation atau nAff),
Kebutuhan akan kekuasaan timbul dan berkembang dalam interaksi
sosial. Dalam interaksi sosial orang akan mempunyai kebutuhan untuk berkuasa (power). Kekuasaan akan berkuasa ini
bervariasi dalam kekuatannya dan dapat diungkapkan dengan teknik proyeksi.
Orang yang mempunyai power need tinggi akan mengadakan kontrol, mengendalikan
atau memerintah orang lain, dan ini merupakan salah satu indikasi atau salah satu
manifestasi dari power need tersebut.
(Walgito, 2010)
Wahjosumidjo (dalam Makmun, 2013) mengatakan orang yang mempunyai
motivasi afiliasi yang tinggi, secara umum memiliki ciri-ciri :
a.). Bersifat sosial, suka berinteraksi, dan bersama dengan
individu-individu
b.). Bersikap merasa ikut memiliki atau bergambung dalam kelompok
c.).Mereka menginginkan persahabatan dan kepercayaan yang lebih
jelas dan tegas
d.). Mereka ingin mendapatkan saling pengertian bersama mengenai
apa yang telah terjadi dan apa yang harus mereka percaya
e.). Secara pribadi, mereka selalu bersedia untuk berkonsultasi dan
suka menolong orang yang dalam kesukaran dan lebih menyenangi saling adanya
hubungan persahabatan.
Daftar Pustaka
1.
Gross,
Richard.2012. Psycology The Science of Mind and Behaviour. Edisi ke-6.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2.
Khairani,
Makmun.2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
3.
Walgito,
Bimo.2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
4.
Rukminto
Adi, Isbandi. 1994. Psikologi, Pekerjaan Sosial, dan Ilmu Kesejahteraan
Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
5.
Uno,
B hamzah.2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar